MAJALAH ICT - Jakarta. Serangan hacker Indonesia
ke situs-situs Australia sebagai dampak dari aksi penyadapan dan
mata-mata yang dilakukan negeri itu, menjadi perhatian dan berita di
media internasional. Seperti Sydney Mornign herald, media Australia yang
menulis berita "Hacking group claims to have infiltrated Australian websites".
Media lain seperti Techworm juga menulis hal yang sama, bahkan
mengatakan ada lebih dari 170 situs yang diretas hacker Indonesia.
Situs-situs yang diretas merupakan situs dengan domain .au yang
mengindikasikan berasal dari Australia. Techworm bahkan menulis saat ini
sudah mencapai 200 situs yang diretas.
Berita yang sama juga diinformasikan melalui news.msn.com. Sementara
Reuters menulis bahwa Hacker bersamaan menyerang Australia dan juga
Filipina. "Hackers deface dozens of website in Australia, Philippines"
judul berita di Reuters.
Sebagaiamana
diketahui, para hacker yang menamakan dirinya Anonymous Indonesia
menginformasikan telah merusak sedikitinya 100 situs Australia sebagai
jawaban atas laporan mata-mata yang dilakukan pihak Australia. Dalam
situs yang dirusak, yang nampaknya dipilih secara acak, ditinggalkan
tulisan "Hentikan memata-matai Indoensia (Stop Spying on Indonesia)".
Belum jelas apakah aksi ini akan berlanjut atau tidak. Jika berlanjut
artinya, bukan tidak mungkin akan terjadi cyberwar. Dan Indonesia,
seperti dilaporkan Akamai, merupakan negara pertama di dunia yang sering
melakukan penyerangan di dunia cyber ini.
Soal penyadapan, setelah sebelumnya dikabarkan komunikasi pemerintah RI disadap pihak Amerika Serikat, kini situs harian The Australian menuliskan bahwa pemerintah Australia juga menyadap satelit Palapa milik Indonesia. Pihak yang diduga menyadap adalah Australian Signals Directorate (ASD), salah satu direktorat di Kementerian Pertahanan Australia yang bertanggung jawab atas signals intelligence (SIGNIT).
Informasi mengenai penyadapan satelit ini diungkap Des Ball, professor dari Australian National University's Strategic and Defence Studies Centre. Dalam artikel itu, Satelit Palapa disebut-sebut sebagai sasaran kunci penyadapan yang dilakukan Australia.
Sebelum mencuat soal penyadapan satelit Palapa, surat kabar Australia
Sidney Morning Herald pada 29 oktober 2013 juga mengabarkan adanya
penyadapan yang dilakukan pemerintah AS terhadap pemerintah Indonesia.
Bahkan bukan hanya Jakarta, AS juga disebut-sebut menyadap semua negara
di Asia Tenggara lainnya.
Sebelum isu penyadapan satelit Palapa, beredar juga informasi bahwa
komunikasi Indonesia ternyata selama ini disadap Singapore Telecom
(SingTel), operator telekomunikasi milik Pemerintah Singapura. Singtel
yang memiliki 35% saham di Telkomsel ini, disebut oleh Edward Snowden
intelijen AS yang menjadi whistleblower, memfasilitasi akses bagi
badan-badan intelijen yang mencakup telepon dan lalu lintas internet.
Seperti diberitakan juga oleh Sydney Morning Herald (SMH), apa yang
dilakukan SingTel adalah bagian dari kemitraan antara badan-badan
intelijen negara, yang meluas ke rekan Inggris dan Amerika, untuk
memanfaatkan kabel serat optik bawah laut yang menghubungkan Asia, Timur
Tengah dan Eropa (SEA-ME-WE). SEA-ME-WE-3 merupakan kabel serat optik
telekomunikasi bawah laut yang selesai pada tahun 2000 dengan
panjang 39.000 km.
Menurut SMH, berdasar data dari intelijen Australia didapat informasi
bahwa Singapura bekerja sama dalam mengakses dan berbagi komunikasi
yang dibawa oleh kabel SEA-ME-WE-3 kabel. Badan nasional Australia juga
mengakses lalu lintas kabel SEA-ME-WE-3 yang mendarat di Perth.
Dengan kabel yang melintasi Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa
Barat, maka hampir semua negara yang dilintasi dalam posisi tidak aman.
Pasalnya, selain Singapura dan Australia, Inggris dan Amerika pun
mendapat informasi penting hasil penyadapan. Dan praktik ini,
disebut-sebut sudah berjalan hingga 15 tahunan.
Program penyadapan yang dilakukan untuk memanen data dari email,
pesan instan (instan messaging), telepon password dan sebagainya, yang
dilakukan dari lalu lintas data melalui kabel serat optik bawah laut
diketahui berkode sandi TEMPORA. TEMPORA merupakan program intersepsi
yang dimotori Inggris melaluiGovernment Communications Headquarters
(GCHQ).
Edward juga mengungkapkan bawah, National Security Agency (NSA)
Amerika Serikat juga telah menyusup ke dalam perusahaan telekomunikasi
besar Cina dan raksana internet, Pacnet.
Menyusul tidak amannya penggunaan kabel bawah laut dan juga aplikasi
yang berbasis di Amerika Serikat, pemerintah India dikabarkan akan
menutup layanan email berbasis di Amerika Serikat, termasuk juga
pengguna komputasi awan (cloud computing). Dan yang sangat jelas,
pemerintah akan menghentikan penggunaan google mail (GMail) dalam
komunikasi resmi pemerintahan termasuk oleh pegawai pemerintahan.
Incoming Search Term:
Anda sedang membaca artikel tentang Serangan Hacker Indonesia Jadi Berita di Media Internasional dan anda bisa menemukan artikel Serangan Hacker Indonesia Jadi Berita di Media Internasional ini dengan url https://asa-25.blogspot.com/2014/02/serangan-hacker-indonesia-jadi-berita.html.. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Serangan Hacker Indonesia Jadi Berita di Media Internasional ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.
Judul: Serangan Hacker Indonesia Jadi Berita di Media Internasional
Penulis :
Dirilis :2014-02-14T21:09:00-08:00
nice.
BalasHapus